LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR AGROTEKNOLOGI
PENGAMATAN PERTUMBUHAN TANAMAN
KACANG HIJAU
(Vigna radiata)
![]() |
Disusun Oleh:
1.
Nur Faizah (15011008)
2.
M. Aji Jatmiko (15011020)
3.
Chanif Muthohar (15011032)
4.
Onik Primarita Cahya S. D. (15011036)
5.
Youngky Susanto (15011052)
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2015
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan ini disusun sebagai syarat
untuk melengkapi Praktikum Dasar Agroteknologi Program Studi Agroteknologi
Fakultas Agroindustri Universitas Mercubuana Yogyakarta
Laporan telah diterima sebagai persyaratan yang
diperlukan dalam menempuh Praktikum Dasar Agroteknologi
Yogyakarta, 26 Januari 2016
Mengetahui / Menyetujui
Dosen Pembimbing
(Ir. Warmanti
Mildaryani , M.P)
KATA
PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan atas
segala nikmat, kemudahan, petunjuk, dan berbagai hal yang telah Allah SWT
limpahkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktikum Mekanisasi
Pertanian. Laporan ini penulis susun dibawah bimbingan Ir.Bambang
Sriwijaya,M.P. Ucapan terima kasih ingin penulis sampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini, yaitu :
1.
Ibu Ir. Warmanti Mildaryani, M.P
selaku dosen pengampu mata kuliah Praktikum Dasar Agroteknologi.
2.
A. Rochman dan A. Said selaku asisten
dosen yang telah membantu terlaksananya praktikum dasar agroteknologi
3.
Semua pihak yang
membantu di lahan UPT Gunung Bulu
4.
Dan Semua pihak yang telah banyak membantu penulisan laporan ini.
Pembuatan laporan ini disusun guna untuk memenuhi persyaratan agar dapat mengikuti responsi praktikum
Dasar Agroteknologi Fakultas Agroindustri Universitas Mercubuana Yogyakarta.
Laporan ini dibuat setelah melaksanakan
kegiatan peraktikum di luar universitas yaitu di kebun UPT Gunung Bulu. Banyak hal yang kami peroleh
setelah melaksanakan kegiatan praktikum tersebut. Hal-hal yang kami peroleh
tersebut dapat kami jadikan bahan dalam menyusun laporan ini. Jadi laporan ini
didasarkan atas hal-hal yang kami alami selama melakukan kegiatan praktikum di
kebun UPT Gunung Bulu.
Penulis
menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran membangun untuk memperbaiki dan menyempurnakan
penulisan laporan ini selanjutnya. Akhir kata, penulis berharap laporan ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Yogyakarta,
Desember 2013
Penulis
DAFTAR ISI
halaman
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... v
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................
A.
Latar Belakang ....................................................................................
B. Tujuan ..................................................................................................
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA........................................................................
A.Morfologi Kacang Hijau.......................................................................
B.Jarak Tanam...........................................................................................
C.Intensitas Cahaya..................................................................................
D.Laju pertumbuhan.................................................................................
E.Luas Daun..............................................................................................
F. Varietas Kacang Hijau..........................................................................
BAB III. METODE PRAKTIKUM.....................................................................
A.
Tempat dan Waktu Praktikum ............................................................
B.
Bahan dan Alat Praktikum ..................................................................
C. Cara Kerja.............................................................................................
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..........................................................
A. Hasil ....................................................................................................
B. Pembahasan .........................................................................................
BAB V. KESIMPULAN .....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................
LAMPIRAN
DAFTAR
GAMBAR
Gambar
1.1 Lahan Penanaman
Gambar
2.1 Sampel 1
Gambar
2.2 Sampel 2
Gambar 2.3 Sampel 3
Gambar 2.4 Sampel 4
Gambar 2.5 Sampel 5
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1
Tabel 1.2
Tabel 1.3
Tabel 1.4
Tabel 1.5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kacang
hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman
kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia, seperti: bubur kacang
hijau dan isi onde-onde. Kecambahnya dikenal sebagai tauge. Tanaman ini
mengandung zat-zat gizi, antara lain: amylum, protein, besi, belerang, kalsium,
minyak lemak, mangan, magnesium, niasin, vitamin (B1, A, dan E). Manfaat lain
dari tanaman ini adalah dapat melancarkan buang air besar dan menambah semangat
hidup, juga digunakan untuk pengobatan . (Atman, 2007).
Pulau Jawa merupakan penghasil utama
kacang hijau di Indonesia, karena memberikan kontribusi 61% terhadap produksi
kacang hijau nasional. Sebaran daerah produksi kacang hijau di Indonesia
adalah: NAD, Sumatera Barat dan Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa
Timur, Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan, NTB dan NTT. Total kontribusi
daerah tersebut adalah 90% terhadap produksi kacang hijau nasional dan 70%
berasal dari lahan sawah. Tantangan pengembangan kacang hijau di lahan kering
adalah peningkatan produktivitas dan mempertahankan kualitas lahan untuk
berproduksi lebih lanjut. Pengembangan kacang hijau merupakan solusi murah
untuk mengatasi masalah tersebut. Keterbatasan modal, garapan lahan kering yang
relatif luas, anggapan petani terhadap kacang hijau sebagai tanaman kedua, dan
infrastruktur yang kurang memadai merupakan faktor biofisik dan sosial ekonomi
yang menghambat pengembangan kacang hijau di lahan kering (Kasno, 2007).
Cahaya matahari adalah sumber energi
utama bagi kehidupan seluruh makhluk hidup didunia. Bagi tumbuhan khususnya
yang berklorofil, cahaya matahari sangat menentukan proses fotosintesis.
Fotosintesis adalah proses dasar pada tumbuhan untuk menghasilkan makanan.
Makanan yang dihasilkan akan menentukan ketersediaan energi untuk
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Cahaya merupakan faktor penting terhadap
berlangsungnya fotosintesis, sementara fotosintesis merupakan proses yang
menjadi kunci dapat berlangsungnya proses metabolisme yang lain di dalam
tanaman.
Pengaruh cahaya juga berbeda pada
setiap jenis tanaman. Tanaman C4, C3, dan CAM memiliki reaksi fisiologi yang
berbeda terhadap pengaruh intensitas, kualitas, dan lama penyinaran oleh cahaya
matahari (Onrizal, 2009).
Daun merupakan organ fotosintesis
utama dalam tubuh tanaman, yang merupakan tempat terjadinya proses perubahan
energi cahaya menjadi energy kimia dan tempat produksi karbohidrat (glukosa)
yang diwujudkan dalam bentuk bahan kering. Dalam analisis pertumbuhan tanaman,
perkembangan daun menjadi 3 perhatian utama. Berbagai ukuran dapat digunakan,
seperti pengukuran indeks luas daun (ILD), nisbah luas daun (NLD) dan nisbah
berat daun (NBD) pada waktu tertentu. Perubahan-perubahan selama pertumbuhan
mencerminkan perubahan bagian yang aktif berfotosintesis (Sumarsono, 2005)
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Kacang
hijau adalah sejenis tanaman
budidaya
dan palawija yang dikenal luas di daerah
tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong polongan (Fabaceae) ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari
sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi. Kacang hijau diIndonesia menempati urutan ketiga
terpenting sebagai tanaman pangan legum, setelah kedelai dan kacang
tanah.
(Anonim, 2009)
Klasifikasi
kacang hijau adalah sebagai berikut
Divisi :
Spermatophyta
Sub-divisi :
Angiospermae
Kelas :
Dicotyledoneae
Ordo :
Rosales
Famili : Papilionaceae
Genus : Vigna
Spesies : Vigna
radiata atau Phaseolus radiatus
Bagian
paling bernilai ekonomi adalah bijinya. Biji kacang hijau direbus hingga lunak
dan dimakan sebagai bubur atau dimakan langsung. Biji matang yang digerus dan
dijadikan sebagai isi onde-onde,bakpau,atau gandas turi. (Anonim,2009)
Kecambah
kacang hijau menjadi sayuran yang umum dimakan di kawasan Asia Timur dan Asia
Tenggara dan dikenal sebagai tauge.Kacang hijau bila direbus cukup lama akan
pecah dan pati yang terkandung dalam bijinya akan keluar dan mengental, menjadi
semacam bubur. Tepung biji kacang hijau, disebut di pasaran sebagai tepung
hunkue, digunakan dalam pembuatan kue-kue dan cenderung membentuk gel.Tepung
ini juga dapat diolah menjadi mi yang dikenal sebagai soun. (Anonim, 2009)
A.
Morfologi
Kacang Hijau
Akar
Kacang hijau berakar tunggang dan mempunyai
akar lateral yang banyakserta agak berbulu. Biasanya kacang hijau mempunyai
akar dengan cabang-cabang sempurna dan meluas.
Batang
Tanaman ini mempunyai
batang tegak dengan cabang-cabang menyebar.Tinggi tanaman antar varietas
mempunyai variasi ketinggian tersendiri. Kisaran ketinggian kacang hijau
mencapai 30-110 cm, sedangkan umurnya berkisar antara 50-120 hari tergantung
pada lama penyinaran dan temperatur udara sekitar temperatur tumbuh tanaman
ini. Warna batang dan cabangnya ada yang hijau ada yang ungu.
Daun
Daun kacang
hijau bertangkai tiga, berwarna hijau, susunan daun merupakan daun majemuk,
trifoliet, tangkai daun panjang dan berukuran 1,5-12 x 2-10 cm. Tangkai daunnya cukup panjang, lebih panjang dari
daunnya. Warna daunnya hijau muda sampai hijau tua.
Bunga
Karangan bunga
terdapat pada ketiak daun dan mempunyai cabang tangkai bunga panjang. Bunga
terdapat dalam dompolan yang setiap dompol terdiri 10-20buah. Bunga berwarna
kuning dan merupakan bunga sempurna. Bunga
kacang hijau tersusun dalam tandan, keluar pada cabang serta batang, dan dapat
menyerbuk sendiri.
Biji
Biji kacang hijau lebih kecil disbanding biji kacang-kacangan lain. Warna bijinya kebanyakan hijau kusam atau hijau mengkilap, beberapa ada yang berwarna kuning, cokelat dan hitam.
Biji kacang hijau lebih kecil disbanding biji kacang-kacangan lain. Warna bijinya kebanyakan hijau kusam atau hijau mengkilap, beberapa ada yang berwarna kuning, cokelat dan hitam.
Polong
Polong kacang hijau berbentuk silendris dengan panjang antara 6-15 cm dan biasanya berbulu pendek. Sewaktu muda polong berwarna hijau dan setelah tua berwarna hitam atau cokelat. Setiap polong berisi 10-15.
Polong kacang hijau berbentuk silendris dengan panjang antara 6-15 cm dan biasanya berbulu pendek. Sewaktu muda polong berwarna hijau dan setelah tua berwarna hitam atau cokelat. Setiap polong berisi 10-15.
B.
Jarak
Tanam
Pada
sistem bercocok tanam, apabila kerapatan tanaman (jumlah populasi) melebihi
batas optimum, maka akan terjadi hambatan pertumbuhan tanaman akibat tidak
tahan bersaing dengan tanaman lain. Semakin dekat jarak tanam antara satu
tanaman dengan tanaman lain, makin serupa sifat pertumbuhan yang diperlukan,
makin hebat pula persaingannya (Aryawijaya, dalam Candrakirana;1993).
Kompetisi yang terjadi utamanya adalah kompetisi dalam
memperoleh cahaya, unsur hara dan air. Beberapa penelitian tentang jarak tanam
menunjukkan bahwa semakin rapat jarak tanam, maka semakin tinggi tanaman
tersebut dan secara nyata berpengaruh pada jumlah cabang serta luas daun.
Tanaman yang diusahakan pada musim kering dengan jarak tanam rapat akan
berakibat pada pemanjangan ruas, oleh karena jumlah cahaya yang dapat mengenai
tubuh tanaman berkurang. Akibat lebih jauh terjadi peningkatan aktifitas auksin
sehingga sel-sel tumbuh memanjang. Pemanjangan ruas tercermin pada jumlah
cabang. Cabang tanaman merupakan tempat tumbuhnya daun. Apabila jumlah cabang
kecil, maka jumlah daun juga menjadi kecil. Hal tersebut berkaitan langsung
dengan luas daun seluruh tanaman (Budiastuti, 2000)
Kompetisi cahaya terjadi apabila suatu
tanaman menaungi tanaman lain atau apabila suatu daun memberi naungan pada daun
lain. Tanaman yang saling menaungi akan berpengaruh pada proses fotosintesis.
Dengan demikian tajuk-tajuk tumbuh kecil dan kapasitas pengambilan unsur hara
serta air menjadi berkurang. Disamping itu, jarak tanam rapat akan memperkecil
jumlah cahaya yang dapat mengenai tubuh tanaman, sehingga aktifitas auksin
meningkat dan terjadilah pemanjangan sel-sel. Akibat lebih jauh terlihat pada
jumlah cabang yang terbentuk. Jarak tanam rapat, kesempatan membentuk
internodia/ruas menjadi berkurang. karena unsur hara dan air. Sebaliknya jarak
tanam renggang, penerimaan intensitas cahaya menjadi besar dan memberikan
kesempatan pada tanaman untuk tuimbuh kearah menyamping. Dengan demikian akan
mempengaruhi banyak sedikitnya cabang yang terbentuk (Budiastuti,2000).
Cabang tanaman merupakan tempat tumbuhnya daun. Daun tanaman jumlahnya kecil pada cabang yang jumlahnya juga kecil, dan dapat diduga implikasinya pada luas daun seluruh tanaman juga lebih rendah. Sebagai organ tanaman yang berfungsi memanen cahaya, luas daun memegang peranan penting. Daun tanaman sebagai organ fotosintesis sangat berpengaruh pada hasil fotosintesis. Hasil fotosintesis yang berupa gula reduksi digunakan sebagai sumber energi untuk memelihara kehidupan tanaman, dibentuk sebagai tubuh tanaman (akar, batang, daun) serta diakumulasikan dalam buah, biji atau organ penimbun yang lain (sink). Selanjutnya hasil fotosintesis yang tertimbun dalam bagian vegetatif sebagian diremobilisasikan ke bagian generatif (polong) setelah bagian tersebut terbentuk dan tumbuh. Dengan demikian pengisian polong terjadi dengan merebolisasikan fotosintat dari bagian vegetatif. Fotosintat di bagian vegetatif terekam dalam berat kering brangkasan, sedangkan fotosintat yang terakumulasi di polong tercermin dalam berat kering biji. Berat kering biji tanaman kacang hijau yang ditanam dengan jarak tanam renggang ternyata menghasilkan berat kering biji lebih besar daripada berat kering biji yang ditanam dengan jarak tanam rapat (Budiastuti, 2000).
Cabang tanaman merupakan tempat tumbuhnya daun. Daun tanaman jumlahnya kecil pada cabang yang jumlahnya juga kecil, dan dapat diduga implikasinya pada luas daun seluruh tanaman juga lebih rendah. Sebagai organ tanaman yang berfungsi memanen cahaya, luas daun memegang peranan penting. Daun tanaman sebagai organ fotosintesis sangat berpengaruh pada hasil fotosintesis. Hasil fotosintesis yang berupa gula reduksi digunakan sebagai sumber energi untuk memelihara kehidupan tanaman, dibentuk sebagai tubuh tanaman (akar, batang, daun) serta diakumulasikan dalam buah, biji atau organ penimbun yang lain (sink). Selanjutnya hasil fotosintesis yang tertimbun dalam bagian vegetatif sebagian diremobilisasikan ke bagian generatif (polong) setelah bagian tersebut terbentuk dan tumbuh. Dengan demikian pengisian polong terjadi dengan merebolisasikan fotosintat dari bagian vegetatif. Fotosintat di bagian vegetatif terekam dalam berat kering brangkasan, sedangkan fotosintat yang terakumulasi di polong tercermin dalam berat kering biji. Berat kering biji tanaman kacang hijau yang ditanam dengan jarak tanam renggang ternyata menghasilkan berat kering biji lebih besar daripada berat kering biji yang ditanam dengan jarak tanam rapat (Budiastuti, 2000).
C.
Intensitas
Cahaya
Terdapat beberapa
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman, salah satunya, yaitu faktor cahaya. Cahaya kelihatannya merupakan
petunjuk utama yang memberitahu benih bahwa ia telah menembus tanah.
Tanaman
yang diletakkan di tempat yang teduh, akan tumbuh dengan ciri- ciri : berdaun
hijau tua, pertumbuhannya lebih lambat namun stomatanya berjumlah sedikit namun
ukurannya besar, perakarannya tidak terlalu lebat. Berbeda dengan tanamana yang
ditanam di tempat yang mendapatkan banyak cahaya, maka tanaman itu akan
mempunyai ciri-ciri : berdaun hijau muda, stomatanya akan berjumlah banyak namun
berukuran kecil, perakarannya lebih lebat dan pertumbuhannya lebih cepat.
Beberapa proses dalam perkembangan tanaman yang dikendalikan oleh cahaya antara
lain : perkecambahan, perpanjangan batang, perluasan daun, sintesis klorofil,
gerakan batang, gerakan daun, pembukaan bunga dan dominasi tunas.
D.
Laju
Pertumbuhan
pertumbuhan diartikan sebagai suatu proses pertambahan
ukuran atau volume serta jumlah sel secara irreversible, atau tidak dapat
kembali ke bentuk semula. Perkembangan adalah peristiwa perubahan biologis
menuju kedewasaan tidak dapat dinyatakan dengan ukuran tetapi dengan perubahan
bentuk tubuh (metamorfosis) dan tingkat kedewasaan. Pertumbuhan dan
perkembangan merupakan dua aktifitas kehidupan yang tidak dapat dipisahkan,
karena prosesnya berjalan bersamaan.
E.
Luas Daun
Faktor
yang penting untuk diperhatikan dalam mengukur luas daun adalah ketepatan hasil
pengukuran dan kecepatan pengukuran. Masing-masing faktor tersebut memiliki
kepentingan sendiri dalam penggunaannya, seperti pada pengukuran laju
fotosintesis dan proses metabolismelain tentunya ketepatan pengukuran yang
diperlukan. Untuk pengukuran indek luas dauntentunya kecepatan pengukuran yang
diperlukan. Namun demikian ketepatan dan kecepatan pengukuran sangat tergantung
pada alat dan cara atau teknik pengukuran (Bambang dan Haryadi, 2008).
Menghitung
luas daun di lapangan tanpa memetik daun yang bersangkutan sering diperlukan,
terutama dalam menduga besarnya indeks luas daun (ILD) pada suatu waktu.hal ini
hanya dapat dilakukan dengan pertabel leaft area meterr, atau dengan parameter
lain apabila sudah ada rumus hubungan antara luas daun dengan parameter
tertentu dari daun tersebut. Biasanya parameter yang digunakan untuk hubungan
denga luas daun ialah perkalian antara panjang dengan lebar daun adalah linear,
dan satu rumus hanya berlaku untuk daun- daun yang bentuknya sama. Untuk
bentuklain perlu rumus hubungan lain pula.(Anonim,2003).
Dalam
pengukuran luas daun , terdapat beberapa metode
a. Metode Kertas Milimeter
Metode
ini menggunakan kertas milimeter dan peralatan menggambar untuk mengukur luas
daun. Metode ini dapat diterapkan cukup efektif pada daun dengan bentuk daun
relatif sederhana dan teratur. Pada dasarnya, daun digambar pada kertas
milimeter yang dapat dengan mudah dikerjakan dengan meletakkan daun diatas
kertas milimeter dan pola daun diikuti. Luas daun ditaksir berdasarkan jumlah
kotak yang terdapat dalam pola daun. Sekalipun metode ini cukup sederhana,
waktu yang dibutuhkan untuk mengukur suatu luasan daun relatif lama, sehingga
ini tidak cukup praktis diterapkan apabila jumlah sampel banyak.
b. Metode Gravimetri
Metode
ini menggunakan timbangan dan alat pengering daun (oven). Pada prinsipnya luas
daun ditaksir melalui perbandingan berat (gravimetri). Ini dapat dilakukan
pertama dengan menggambar daun yang akan ditaksir luasnya pada sehelai kertas,
yang menghasilkan replika (tiruan) daun. Replika daun kemudian digunting dari
kertas yang berat dan luasnya sudah diketahui. Luas daun kemudian ditaksir
berdasarkan perbandingan berat replika daun dengan berat total kertas.
c. Metode Panjang Kali Lebar
Metode
yang dipakai untuk daun yang bentuknya teratur, luas daun dapat ditaksir dengan
mengukur panjang dan lebar daun.
F.
Varietas Kacang Hijau
Sampai
saat ini perhatian masyarakat terhadap kacang hijau masih kurang, Hal ini
terlihat dengan rendahnya hasil per hektarnya. Di samping itu juga karena masih
banyaknya digunakan varietas lokal uang rata-rata produksinya masih rendah. Untuk
mengatasi hal ini telah dianjurkan untuk memakai benih dari varietas unggul.
Yang
dimaksud dengan varietas unggul adalah varietas yang memiliki sifat-sifat agronomi
yang unggul dibandingkan varietas lain, walaupun ada salah satu sifat yang mungkin
kalah (misal: rasa atau ketahanan terhadap salah satu penyakit) sehingga pada
keadaan umum produksinya tinggi.Beberapa varietas yang telah diintroduksi dari
luar negeri maupun dari persilangan antara varietas lokal dengan varietas
introduksi telah dilaksanakan dan diuji oleh balai penelitian tanaman pangan di
Indonesia. Sampai saat ini telah dikenal bermacam-macam varietas kacang hijau,
antara lain varietas bhakti, No. 129 Merak, Betet, Walet Galatik, Parkit.
Fungsi Kacang Hijau Untuk Kesuburan Tanah
- kacang
hijau berfungsi sebagai pupuk hijau
Fungsi
Kacang Hijau Untuk NonKesuburan Tanah
- kacang
hijau berfungsi sebagai pakan ternak
- kacang
hijau dapat memperkuat tulang. Kacang hijau mengandung fosfor
dan kalsium yang sangat bermanfaat dalam pertumbuhan dan memperkuat tulang.
- Kacang
hijau sangat baik bagi kesehatan Jantung. Kandungan lemak tak jenuh dalam kacang hijau aman untuk dikonsumsi
dan bermanfaat bagi kesehatan
jantung. Karena lemaknya merupakan lemak tak jenuh, bagi Anda
yang memiliki masalah dengan berat badan tidak perlu khawatir untuk
mengonsumsi kacang hijau.
- Manfaat
kacang hijau adalah dapat membantu penyerapan protein, mencegah
kanker, beri-beri, hingga meningkatkan kinerja syaraf. Hal ini karena dalam kacang hijau memiliki
kandungan vitamin B1 dan vitamin B2 yang cukup.
BAB
III
METODELOGI
A.
Tempat dan Waktu Praktikum
Praktikum
Dasar Agroteknologi dilaksanakan di UPT Gunung Bulu, Argomulyo, Sedayu, Bantul.
Praktikum dilaksanakan mulai bulan Oktober – Desember 2015.
B.
Bahan dan Alat
ü Bahan
:
a.
3 batang tumbuhan/tanaman berdaun
tunggal (misalnya :tembakau, Lombok, terong)
b.
3 batang tumbuhan/tanaman berdaun
majemuk (misalnya : ketela pohon, kedelai, kacang hijau)
c.
10-20 daun tumbuhan/tanaman berdauan
menyirip (misalnya: lamtoro , turi, Glyricidea)
d.
Lahan 1,5m×3,0m dengan jarak tanam
25cm×25cm
e.
Benih tanaman kacang hijau
f.
5 tanaman sampel kacang hijau
g.
5 tanaman korban kacang hijau
ü Alat :
a. Kertas
millimeter
b. Gunting
kertas
c. Pensil
dan penggaris
d. Kertas
gambar yang homogen
e. Timbangan
dengan kepekaan 0,1 miligram
f. Pacul
g. Meteran
h. Alat
pengukur cahaya atau “ light meter “
i.
Timbangan Baksil (dengan kepekaan 0,1
gram)
j.
Oven
C.
Cara Kerja
·
Menghitung Luas Daun dan Menentukan
Rumus Regresi:
1. Melepaskan
daun tanaman sampel dari tiap macam tanaman dan dipisahkan atas dasar
bentuknya.
2. Mengambil
3 helai daun sampel dari tiap bentuk
3. Menggambar
proyeksi tiap daun sampel pada kertas millimeter, kemudian menggunting gambaran
tersebut
4. Menimbang
tiap gambar daun pada a, missal = k gram
5. Menggunting
kertas millimeter yang sama dengan ukuran 10cm×10cm=100cm2
6. Menimbang
kertas millimeter 100cm2 tersebut, missal = 1 gram
7. Menghitung/mengukur
luas tiap daun sampel (missal = y), dan mencatat secara berpasangan dengan
hasil panjang dan lebarnya/ panjang dan lebar anak dunnya(missal = x1-y1,
x2-y2, x3-y3,…………,x10-y10)
8. Menghitung
rumus regresi y = a + bx berdasarkan data nomor 4
·
Perkembangan penerusan cahaya matahari,
indeks luas daun, dan laju pertumbuhan tanaman :
1.
Menyiapkan lahan dan menggemburkan
dengan pacul sambil menyiram lahan
2.
Mengukur lahan 1,5m×3,0m dan membuat
lubang dengan jarak antar tanaman 25cm
3.
Menanam benih kacang hijau ditiap lubang
dan tiap lubang ditumbuhi satu tanaman, dan seluruh tanaman pada tiap petak tumbuhnya
homogeny
4.
Menutup tiap lubang dan menaburkan pupuk
5.
Mengamati pertumbuhan tanaman seminggu
sekali
6.
Bila tanaman sudah mulai tumbuh dan
terlihat daun sejatinya, segera memberi tanda untuk lima tanaman yang dijadikan
sampel
7.
Tiap minggunya mengukur tinggi, lebar,
panjang dan jumlah daun pada tanaman sampel
8.
Pada tanaman sampel menginjak usia
minggu ke empat, menentukan tiga tanaman korban untuk minggu pertama. Tanaman
korban yang dipilih harus berukuran rendah, sedang, dan tinggi.
9.
Pada tanaman korban minggu pertama,
menghitung terlebih dahulu cahaya atas, cahaya bawah dengan menggunakan alat
pengukur cahaya(Light meter) serta mengukur tinggi tanaman korban. Setelah
itu, mencabut ketiga tanaman korban tersebut dan membersihkannya lalu
membawanya ke Lab Agronomi
10. Menimbang berat basah, berat daun, berat Koran, dan
berat kering.
11. Setelah
mengukur berat basah , berat daun, dan berat Koran, memasukkan tiga tanaman
korban ke dalam oven selama 24 jam
12. Setelah
mengoven 24 jam, mengukur berat kering. Mengukur berat kering dilakukan sampai
ketiga tanaman korban mencapai berat konstan
BAB
IV
HASIL
PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A.
HASIL
PENGAMATAN
A.
Acara 1: menghitung luas daun dan
menentukan rumus regresi hubungan luas daun dengan parameter tertentu
BENTUK DAUN
|
NO. SAMPEL
|
LUAS DAUN/RUMUS REGRESI
|
Pita
|
Jagung
1
|
Y=
22,23 + 0,785x
|
Jagung
2
|
||
Jagung
3
|
||
Bulat
|
Resede
1
|
Y=
22,23 + 0,785x
|
Resede
2
|
||
Resede
3
|
||
Tri Folliat
|
Kacang
tanah 1
|
Y=
22,23 + 0,785x
|
Kacang
tanah 2
|
||
Kacang
tanah 3
|
B.
Acara 2: Perkembangan penerusan cahaya
matahari melalui kanopi mengikuti bertambahnya umur tanaman
a.
Table jarak tanam 20cm x 20cm
Umurtanaman
(minggu)
|
Intensitaschy di atas
Kanopi (lux)
|
Intensitaschy di bawahkanopi (lux)
|
Penerusancahaya
|
V
|
319,6
|
O,78
|
318,82
|
VI
|
75,63
|
0,076
|
75,554
|
VII
|
61,52
|
0,04
|
61,48
|
b.
Table jarak tanam 25cm x 25cm
Umur tanaman
(minggu)
|
Intensitas chy di
atas
Kanopi (lux)
|
Intensitas chy di bawah kanopi (lux)
|
Penerusan cahaya
|
5
|
73.3
|
19,66
|
53,63
|
6
|
123
|
13,3
|
109,7
|
7
|
57,67
|
3,3
|
54,37
|
c.
tabel jarak tanam 30cm x 30cm
C.
Acara 3 : Perkembangan Indeks Luas Daun
Mengikuti Bertambahnya Umur Tanaman
a. Table
jarak tanam 20cm x 20cm
Umurtanaman
(minggu)
|
LuasDaun
|
IndekxLuasDaun
|
Lajupertambahan
Indeksluasdaun
|
III
|
183,5
|
9,175
|
9,175
|
IV
|
487
|
24,35
|
15,175
|
V
|
938,98
|
46,949
|
22,599
|
VI
|
2159,5
|
107,975
|
61,026
|
VII
|
2926,75
|
146,3375
|
38,3625
|
VIII
|
3111
|
15,55
|
130,7875
|
b. Table
jarak tanam 25cm x 25cm
Umur tanaman (minggu)
|
Luas Daun
|
Indekx Luas Daun*
|
Laju pertambahan Indeks
luas daun
|
3
|
65,9
|
2,636
|
2,636
|
4
|
81,896
|
3,276
|
0,64
|
5
|
88,38
|
3,535
|
0,259
|
6
|
89,622
|
3,585
|
0,050
|
7
|
97,164
|
3,887
|
0,302
|
Ket :
* indekx Luas daun = Luas daun : Jarak tanam
* indekx Luas daun = Luas daun : Jarak tanam
c. Tabel
jarak tanam 30cm x 30cm
D.
Acara
4 : Laju pertumbuhan tanaman
a.
Table jarak tanam 20cm x 20cm
Umurtanaman
(minggu)
|
Beratkering (mg)
|
Lajupertumbuhan
|
V
|
7,13
|
7,13
|
VI
|
9,073
|
1,943
|
VII
|
20,6
|
11,527
|
b.
Tabel jarak tanam 25cm x 25cm
Umur tanaman
(minggu)
|
Berat kering (mg)
|
Laju pertumbuhan
|
5
|
9.52
|
9,52
|
6
|
15,38
|
5,86
|
7
|
18,7
|
3,32
|
B.
PEMBAHASAN
Dalam praktikum agroteknologi ini
kita mempelajari proses budidaya tanaman kacang hijau dan mengamati
pertumbuhannya sejak dari penanaman, pemeliharaan, sampai pengukuran luas daun.
Adapun substansi dari pengamatan pertumbuhan kacang hijau yaitu tinggi tanaman,
jumlah daun, luas daun, bobot basah dan bobot kering, pengukuran cahaya datang
dan cahaya diteruskan. Pada pembahasan ini akan dibahas tentang pengaruh jarak
tanam utamanya dalam substansi pengamatan pertumbuhan tanaman kacang hijau.
Jarak tanam suatu tanam, sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut. Jarak tanam yang baik adalah
jarak tanam yang tidak terlalu sempit, tetapi juga tidak terlalu lebar. Yang
perlu diperhatikan adalah intensitas cahaya yang terserap oleh tanaman
tersebut. Jarak tanam yang terlalu sempit, mengakibatkan suatu tanaman tidak
dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik karena cahaya yang diserap oleh
tanaman tersebut tidak dapat sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan oleh
tanaman tersebut. Hal ini terjadi karena cahaya yang seharusnya masuk dan
diserap oleh tanaman, terhalang oleh naungan-naungan disekitarnya dan oleh
lebatnya daun pada tanaman disekitarnya. Selain itu, jarak tanam yang terlalu
sempit menyebabkan tanaman-tanaman tersebut saling berebut makanan (unsure
hara) yang terkandung di dalam tanah, sehingga menyebabkan tanaman tidak dapat
tumbuh dengan optimal. Sedangkan jika jarak tanam suatu tanaman terlalu lebar,
intensitas cahaya yang diserap oleh suatu tanaman akan melebihi kebutuhan tanaman
tersebut, hal ini dapat menyebabkan tanaman menjadi mati, hangus, maupun
layu. Dari segi ekonomis, penanaman dengan jarak tanam yang terlalu
lebar, sangat merugikan. Karena, pupuk dan unsure hara dalam tanah menjadi
percuma, hal ini disebabkan karena pupuk dan unsure hara tersebut telah
melebihi kebutuhan tanaman.
Hasil
pengukuran luas daun menunjukkan bahwa luas helai daun tanaman kedelai
bervariasi. Ukuran daun saat fase bibit berbeda dengan daun saat tanaman telah
dewasa, yaitu ukuran daun pada saat fase bibit relatif lebih kecil dibandingkan
dengan daun pada saat tanaman dewasa. Helaian daun saat fase bibit nampak lebih
tipis dibandingkan daun pada tanaman dewasa.Ukuran helaian daun saat fase bibit
lebih seragam dibandingkan ukuran helaian daun dari tanaman dewasa. Pada
tanaman dewasa ukuran helaian daun bervariasi dari yang berukuran kecil,
berukuran sedang hingga berukuran besar. Ukuran daun yang lebih kecil biasanya
diperoleh pada percabangan yang terletak di bawah. Daun-daun yang berada
ditengah biasanya lebih besar, dan kemudian berukuran kecil lagi pada bagian
ujung percabangan (Finkedey, 2005)
Pengukuran intensitas cahaya
dilakukan pada dua tempat yang berbeda, yaitu di atas kanopi dan di bawah
kanopi. Hal ini dilakukan agar dapat digunakan sebagai perbandingan. Pada
pengukuran diatas kanopi, intensitas cahaya yang muncul akan lebih besar
daripada di bawah kanopi, karena terkena sinar matahari langsung. Sedangkan
pengukuran di bawah kanopi, hasil intensitas cahaya yang didapat akan lebih
sedikit, karena ternaungi oleh tanaman diatasnya. Hasil dari pengukuran intensitas
cahaya di atas kanopi dan di bawah kanopi tersebut, kemudian dihitung agar
mendapatkan persentase naungan pada tiap petak lahan. Umumnya besar cahaya
datang lebih tinggi dari cahaya diteruskan karena cahaya datang diukur dari
atas tanaman/ kanopi dimana lightmeter akan mendapatkan cahaya lebih banyak
sedangkan cahaya diteruskan diukur dari bawah kanopi sehingga prosentasenya
lebih kecil disebabkan intensitas cahaya dibawah kanopi lebih sedikit karena
terhalang tanaman-tanaman atau dedaunan disekitarnya.
Pengamatan terhadap cahaya
diteruskan ternyata semakin lama semakin sedikit. Hal ini dikarenakan tanaman
semakin lama semakin tumbuh dan berkembang menjadi besar. Daun-daun juga
melebar sehingga kapasitas cahaya diteruskan dari suatu tanaman semakin
sedikit.
Jarak tanam suatu tanaman sangat
berpengaruh terhadap Indeks Luas Daun(ILD) tanaman tersebut. Berdasarkan
pengamatan yang dilakukan, diperoleh hasil perhitungan ILD dari masing-masing
jarak tanam tersebut. Dimana pada jarak tanam yang sempit maka ILD akan kecil
karena unsur hara yang diserap hanya sedikit sehingga daun kecil tidak bisa
tumbuh. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, dapat dinyatakan, bahwa dari ketiga
jarak tanam tersebut (20cm x 20 cm, 25cm x 25cm, 30cm x 30 cm), yang paling baik
adalah pada jarak tanam 30cm x 30cm. Hal ini dapat terjadi karena jarak tanam
tersebut merupakan jarak tanam yang proposional dalam penanaman tanaman kacang
hijau ini, sehingga kebutuhan pupuk pada tanaman kacang hijau yang ditanamnya
dapat terpenuhi.
BAB
V
KESIMPULAN
Dari
praktikum yang telah dilaksanakan, kita dapat mengambil beberapa kesimpulan
sebagai hasil akhir dari tujuan kegiatan Praktikum Dasar Agroteknologi ini,
yaitu :
1.
Jarak tanam sangat berpengaruh pada
tumbuh kembang tanaman kacang hijau.
2.
Semakin tinggu tanaman semakin sedikit
intensitas cahaya yang di teruskan.
DAFTAR
PUSTAKA
https://imaairana.wordpress.com/pengaruh-intensitas-cahaya-terhadap-pertumbuhan-kacang-hijau/
Lampiran
Faktor
lain yang mempengaruhi sebaran cahaya dalam kanopi adalah struktur
kanopi.
Sebaran cahaya pada kanopi berdaun tegak (erectophil) lebih baik
dibandingkan
dengan kanopi yang berdaun horizontal. Sebaran cahaya pada tanaman berdaun
tegak dapat tersebar ke sebagian besar permukaan daun sehingga efisiensi
penggunaan
cahaya lebih tinggi