Selasa, 20 Desember 2016

laporan praktikum dasar agroteknologi semester 1



LAPORAN PRAKTIKUM
 DASAR AGROTEKNOLOGI
PENGAMATAN PERTUMBUHAN TANAMAN
KACANG HIJAU
(Vigna radiata)


 











Disusun Oleh:

1.      Nur Faizah                                          (15011008)
2.      M. Aji Jatmiko                                    (15011020)
3.      Chanif Muthohar                                (15011032)
4.      Onik Primarita Cahya S. D.                (15011036)
5.      Youngky Susanto                               (15011052)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2015
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan ini disusun sebagai syarat untuk melengkapi Praktikum Dasar Agroteknologi Program Studi Agroteknologi Fakultas Agroindustri Universitas Mercubuana Yogyakarta



Laporan telah diterima sebagai persyaratan yang diperlukan dalam menempuh Praktikum Dasar Agroteknologi



Yogyakarta, 26 Januari  2016
Mengetahui / Menyetujui
Dosen Pembimbing




(Ir. Warmanti Mildaryani , M.P)




                                                                                                







KATA PENGANTAR
 Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan atas segala nikmat, kemudahan, petunjuk, dan berbagai hal yang telah Allah SWT limpahkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktikum Mekanisasi Pertanian. Laporan ini penulis susun dibawah bimbingan Ir.Bambang Sriwijaya,M.P. Ucapan terima kasih ingin penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini, yaitu :
1.      Ibu Ir. Warmanti Mildaryani, M.P selaku dosen pengampu mata kuliah Praktikum Dasar Agroteknologi.
2.      A. Rochman dan A. Said selaku asisten dosen yang telah membantu terlaksananya praktikum dasar agroteknologi
3.      Semua pihak yang membantu di lahan UPT Gunung Bulu
4.      Dan Semua pihak yang telah banyak membantu penulisan laporan ini.
Pembuatan laporan ini disusun guna untuk memenuhi persyaratan agar dapat mengikuti responsi praktikum Dasar Agroteknologi Fakultas Agroindustri Universitas Mercubuana Yogyakarta.
 Laporan ini dibuat setelah melaksanakan kegiatan peraktikum di luar universitas yaitu di kebun UPT Gunung Bulu. Banyak hal yang kami peroleh setelah melaksanakan kegiatan praktikum tersebut. Hal-hal yang kami peroleh tersebut dapat kami jadikan bahan dalam menyusun laporan ini. Jadi laporan ini didasarkan atas hal-hal yang kami alami selama melakukan kegiatan praktikum di kebun UPT Gunung Bulu.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran membangun untuk memperbaiki dan menyempurnakan penulisan laporan ini selanjutnya. Akhir kata, penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Yogyakarta, Desember 2013
Penulis



DAFTAR ISI
   halaman
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... v
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................     
A. Latar Belakang ....................................................................................
B. Tujuan ..................................................................................................
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA........................................................................
A.Morfologi Kacang Hijau.......................................................................
B.Jarak Tanam...........................................................................................
C.Intensitas Cahaya..................................................................................
D.Laju pertumbuhan.................................................................................
E.Luas Daun..............................................................................................
F. Varietas Kacang Hijau..........................................................................
BAB III. METODE PRAKTIKUM.....................................................................
A. Tempat dan Waktu Praktikum ............................................................
B. Bahan dan Alat Praktikum ..................................................................
C. Cara Kerja.............................................................................................
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..........................................................
A. Hasil ....................................................................................................
B. Pembahasan .........................................................................................
BAB V. KESIMPULAN .....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................
LAMPIRAN 



DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Lahan Penanaman
Gambar 2.1 Sampel 1
Gambar 2.2 Sampel 2
Gambar 2.3 Sampel 3
Gambar 2.4 Sampel 4
Gambar 2.5 Sampel 5
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1
Tabel 1.2
Tabel 1.3
Tabel 1.4
Tabel 1.5



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar  Belakang
            Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia, seperti: bubur kacang hijau dan isi onde-onde. Kecambahnya dikenal sebagai tauge. Tanaman ini mengandung zat-zat gizi, antara lain: amylum, protein, besi, belerang, kalsium, minyak lemak, mangan, magnesium, niasin, vitamin (B1, A, dan E). Manfaat lain dari tanaman ini adalah dapat melancarkan buang air besar dan menambah semangat hidup, juga digunakan untuk pengobatan . (Atman, 2007).
            Pulau Jawa merupakan penghasil utama kacang hijau di Indonesia, karena memberikan kontribusi 61% terhadap produksi kacang hijau nasional. Sebaran daerah produksi kacang hijau di Indonesia adalah: NAD, Sumatera Barat dan Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan, NTB dan NTT. Total kontribusi daerah tersebut adalah 90% terhadap produksi kacang hijau nasional dan 70% berasal dari lahan sawah. Tantangan pengembangan kacang hijau di lahan kering adalah peningkatan produktivitas dan mempertahankan kualitas lahan untuk berproduksi lebih lanjut. Pengembangan kacang hijau merupakan solusi murah untuk mengatasi masalah tersebut. Keterbatasan modal, garapan lahan kering yang relatif luas, anggapan petani terhadap kacang hijau sebagai tanaman kedua, dan infrastruktur yang kurang memadai merupakan faktor biofisik dan sosial ekonomi yang menghambat pengembangan kacang hijau di lahan kering (Kasno, 2007).
            Cahaya matahari adalah sumber energi utama bagi kehidupan seluruh makhluk hidup didunia. Bagi tumbuhan khususnya yang berklorofil, cahaya matahari sangat menentukan proses fotosintesis. Fotosintesis adalah proses dasar pada tumbuhan untuk menghasilkan makanan.  Makanan yang dihasilkan akan menentukan ketersediaan energi untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Cahaya merupakan faktor penting terhadap berlangsungnya fotosintesis, sementara fotosintesis merupakan proses yang menjadi kunci dapat berlangsungnya proses metabolisme yang lain di dalam tanaman.
            Pengaruh cahaya juga berbeda pada setiap jenis tanaman. Tanaman C4, C3, dan CAM memiliki reaksi fisiologi yang berbeda terhadap pengaruh intensitas, kualitas, dan lama penyinaran oleh cahaya matahari (Onrizal, 2009).
            Daun merupakan organ fotosintesis utama dalam tubuh tanaman, yang merupakan tempat terjadinya proses perubahan energi cahaya menjadi energy kimia dan tempat produksi karbohidrat (glukosa) yang diwujudkan dalam bentuk bahan kering. Dalam analisis pertumbuhan tanaman, perkembangan daun menjadi 3 perhatian utama. Berbagai ukuran dapat digunakan, seperti pengukuran indeks luas daun (ILD), nisbah luas daun (NLD) dan nisbah berat daun (NBD) pada waktu tertentu. Perubahan-perubahan selama pertumbuhan mencerminkan perubahan bagian yang aktif berfotosintesis (Sumarsono, 2005)













BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

            Kacang hijau adalah sejenis tanaman budidaya dan palawija yang dikenal luas di daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong polongan (Fabaceae) ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi. Kacang hijau diIndonesia menempati urutan ketiga terpenting sebagai tanaman pangan legum, setelah kedelai dan kacang tanah. (Anonim, 2009)
            Klasifikasi kacang hijau adalah sebagai berikut
Divisi           : Spermatophyta
Sub-divisi     : Angiospermae
Kelas           : Dicotyledoneae
Ordo           : Rosales
Famili          : Papilionaceae
Genus          : Vigna
Spesies        : Vigna radiata atau Phaseolus radiatus
            Bagian paling bernilai ekonomi adalah bijinya. Biji kacang hijau direbus hingga lunak dan dimakan sebagai bubur atau dimakan langsung. Biji matang yang digerus dan dijadikan sebagai isi onde-onde,bakpau,atau gandas turi. (Anonim,2009)
            Kecambah kacang hijau menjadi sayuran yang umum dimakan di kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara dan dikenal sebagai tauge.Kacang hijau bila direbus cukup lama akan pecah dan pati yang terkandung dalam bijinya akan keluar dan mengental, menjadi semacam bubur. Tepung biji kacang hijau, disebut di pasaran sebagai tepung hunkue, digunakan dalam pembuatan kue-kue dan cenderung membentuk gel.Tepung ini juga dapat diolah menjadi mi yang dikenal sebagai soun. (Anonim, 2009)
A.    Morfologi Kacang Hijau
Akar
       Kacang hijau berakar tunggang dan mempunyai akar lateral yang banyakserta agak berbulu. Biasanya kacang hijau mempunyai akar dengan cabang-cabang sempurna dan meluas.
Batang
      Tanaman ini mempunyai batang tegak dengan cabang-cabang menyebar.Tinggi tanaman antar varietas mempunyai variasi ketinggian tersendiri. Kisaran ketinggian kacang hijau mencapai 30-110 cm, sedangkan umurnya berkisar antara 50-120 hari tergantung pada lama penyinaran dan temperatur udara sekitar temperatur tumbuh tanaman ini. Warna batang dan cabangnya ada yang hijau ada yang ungu.

Daun
      Daun kacang hijau bertangkai tiga, berwarna hijau, susunan daun merupakan daun majemuk, trifoliet, tangkai daun panjang dan berukuran 1,5-12 x 2-10 cm. Tangkai daunnya cukup panjang, lebih panjang dari daunnya. Warna daunnya hijau muda sampai hijau tua.

Bunga
      Karangan bunga terdapat pada ketiak daun dan mempunyai cabang tangkai bunga panjang. Bunga terdapat dalam dompolan yang setiap dompol terdiri 10-20buah. Bunga berwarna kuning dan merupakan bunga sempurna. Bunga kacang hijau tersusun dalam tandan, keluar pada cabang serta batang, dan dapat menyerbuk sendiri.

Biji
Biji kacang hijau lebih kecil disbanding biji kacang-kacangan lain. Warna bijinya kebanyakan hijau kusam atau hijau mengkilap, beberapa ada yang berwarna kuning, cokelat dan hitam.

Polong
Polong kacang hijau berbentuk silendris dengan panjang antara 6-15 cm dan biasanya berbulu pendek. Sewaktu muda polong berwarna hijau dan setelah tua berwarna hitam atau cokelat. Setiap polong berisi 10-15.


B.     Jarak Tanam
      Pada sistem bercocok tanam, apabila kerapatan tanaman (jumlah populasi) melebihi batas optimum, maka akan terjadi hambatan pertumbuhan tanaman akibat tidak tahan bersaing dengan tanaman lain. Semakin dekat jarak tanam antara satu tanaman dengan tanaman lain, makin serupa sifat pertumbuhan yang diperlukan, makin hebat pula persaingannya (Aryawijaya, dalam Candrakirana;1993).
      Kompetisi yang terjadi utamanya adalah kompetisi dalam memperoleh cahaya, unsur hara dan air. Beberapa penelitian tentang jarak tanam menunjukkan bahwa semakin rapat jarak tanam, maka semakin tinggi tanaman tersebut dan secara nyata berpengaruh pada jumlah cabang serta luas daun. Tanaman yang diusahakan pada musim kering dengan jarak tanam rapat akan berakibat pada pemanjangan ruas, oleh karena jumlah cahaya yang dapat mengenai tubuh tanaman berkurang. Akibat lebih jauh terjadi peningkatan aktifitas auksin sehingga sel-sel tumbuh memanjang. Pemanjangan ruas tercermin pada jumlah cabang. Cabang tanaman merupakan tempat tumbuhnya daun. Apabila jumlah cabang kecil, maka jumlah daun juga menjadi kecil. Hal tersebut berkaitan langsung dengan luas daun seluruh tanaman (Budiastuti, 2000)
      Kompetisi cahaya terjadi apabila suatu tanaman menaungi tanaman lain atau apabila suatu daun memberi naungan pada daun lain. Tanaman yang saling menaungi akan berpengaruh pada proses fotosintesis. Dengan demikian tajuk-tajuk tumbuh kecil dan kapasitas pengambilan unsur hara serta air menjadi berkurang. Disamping itu, jarak tanam rapat akan memperkecil jumlah cahaya yang dapat mengenai tubuh tanaman, sehingga aktifitas auksin meningkat dan terjadilah pemanjangan sel-sel. Akibat lebih jauh terlihat pada jumlah cabang yang terbentuk. Jarak tanam rapat, kesempatan membentuk internodia/ruas menjadi berkurang. karena unsur hara dan air. Sebaliknya jarak tanam renggang, penerimaan intensitas cahaya menjadi besar dan memberikan kesempatan pada tanaman untuk tuimbuh kearah menyamping. Dengan demikian akan mempengaruhi banyak sedikitnya cabang yang terbentuk (Budiastuti,2000).
      Cabang tanaman merupakan tempat tumbuhnya daun. Daun tanaman jumlahnya kecil pada cabang yang jumlahnya juga kecil, dan dapat diduga implikasinya pada luas daun seluruh tanaman juga lebih rendah. Sebagai organ tanaman yang berfungsi memanen cahaya, luas daun memegang peranan penting. Daun tanaman sebagai organ fotosintesis sangat berpengaruh pada hasil fotosintesis. Hasil fotosintesis yang berupa gula reduksi digunakan sebagai sumber energi untuk memelihara kehidupan tanaman, dibentuk sebagai tubuh tanaman (akar, batang, daun) serta diakumulasikan dalam buah, biji atau organ penimbun yang lain (sink). Selanjutnya hasil fotosintesis yang tertimbun dalam bagian vegetatif sebagian diremobilisasikan ke bagian generatif (polong) setelah bagian tersebut terbentuk dan tumbuh. Dengan demikian pengisian polong terjadi dengan merebolisasikan fotosintat dari bagian vegetatif. Fotosintat di bagian vegetatif terekam dalam berat kering brangkasan, sedangkan fotosintat yang terakumulasi di polong tercermin dalam berat kering biji. Berat kering biji tanaman kacang hijau yang ditanam dengan jarak tanam renggang ternyata menghasilkan berat kering biji lebih besar daripada berat kering biji yang ditanam dengan jarak tanam rapat (Budiastuti, 2000).



C.     Intensitas Cahaya
      Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman, salah satunya, yaitu  faktor cahaya. Cahaya kelihatannya merupakan petunjuk utama yang memberitahu benih bahwa ia telah menembus tanah.
      Tanaman yang diletakkan di tempat yang teduh, akan tumbuh dengan ciri- ciri : berdaun hijau tua, pertumbuhannya lebih lambat namun stomatanya berjumlah sedikit namun ukurannya besar, perakarannya tidak terlalu lebat. Berbeda dengan tanamana yang ditanam di tempat yang mendapatkan banyak cahaya, maka tanaman itu akan mempunyai ciri-ciri : berdaun hijau muda, stomatanya akan berjumlah banyak namun berukuran kecil, perakarannya lebih lebat dan pertumbuhannya lebih cepat. Beberapa proses dalam perkembangan tanaman yang dikendalikan oleh cahaya antara lain : perkecambahan, perpanjangan batang, perluasan daun, sintesis klorofil, gerakan batang, gerakan daun, pembukaan bunga dan dominasi tunas.

     
     
D.    Laju Pertumbuhan
      pertumbuhan diartikan sebagai suatu proses pertambahan ukuran atau volume serta jumlah sel secara irreversible, atau tidak dapat kembali ke bentuk semula. Perkembangan adalah peristiwa perubahan biologis menuju kedewasaan tidak dapat dinyatakan dengan ukuran tetapi dengan perubahan bentuk tubuh (metamorfosis) dan tingkat kedewasaan. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua aktifitas kehidupan yang tidak dapat dipisahkan, karena prosesnya berjalan bersamaan.

E.     Luas Daun
      Faktor yang penting untuk diperhatikan dalam mengukur luas daun adalah ketepatan hasil pengukuran dan kecepatan pengukuran. Masing-masing faktor tersebut memiliki kepentingan sendiri dalam penggunaannya, seperti pada pengukuran laju fotosintesis dan proses metabolismelain tentunya ketepatan pengukuran yang diperlukan. Untuk pengukuran indek luas dauntentunya kecepatan pengukuran yang diperlukan. Namun demikian ketepatan dan kecepatan pengukuran sangat tergantung pada alat dan cara atau teknik pengukuran (Bambang dan Haryadi, 2008).
      Menghitung luas daun di lapangan tanpa memetik daun yang bersangkutan sering diperlukan, terutama dalam menduga besarnya indeks luas daun (ILD) pada suatu waktu.hal ini hanya dapat dilakukan dengan pertabel leaft area meterr, atau dengan parameter lain apabila sudah ada rumus hubungan antara luas daun dengan parameter tertentu dari daun tersebut. Biasanya parameter yang digunakan untuk hubungan denga luas daun ialah perkalian antara panjang dengan lebar daun adalah linear, dan satu rumus hanya berlaku untuk daun- daun yang bentuknya sama. Untuk bentuklain perlu rumus hubungan lain pula.(Anonim,2003).
      Dalam pengukuran luas daun , terdapat beberapa metode
a.       Metode Kertas Milimeter
            Metode ini menggunakan kertas milimeter dan peralatan menggambar untuk mengukur luas daun. Metode ini dapat diterapkan cukup efektif pada daun dengan bentuk daun relatif sederhana dan teratur. Pada dasarnya, daun digambar pada kertas milimeter yang dapat dengan mudah dikerjakan dengan meletakkan daun diatas kertas milimeter dan pola daun diikuti. Luas daun ditaksir berdasarkan jumlah kotak yang terdapat dalam pola daun. Sekalipun metode ini cukup sederhana, waktu yang dibutuhkan untuk mengukur suatu luasan daun relatif lama, sehingga ini tidak cukup praktis diterapkan apabila jumlah sampel banyak.
b.      Metode Gravimetri
            Metode ini menggunakan timbangan dan alat pengering daun (oven). Pada prinsipnya luas daun ditaksir melalui perbandingan berat (gravimetri). Ini dapat dilakukan pertama dengan menggambar daun yang akan ditaksir luasnya pada sehelai kertas, yang menghasilkan replika (tiruan) daun. Replika daun kemudian digunting dari kertas yang berat dan luasnya sudah diketahui. Luas daun kemudian ditaksir berdasarkan perbandingan berat replika daun dengan berat total kertas.
c.       Metode Panjang Kali Lebar
            Metode yang dipakai untuk daun yang bentuknya teratur, luas daun dapat ditaksir dengan mengukur panjang dan lebar daun.


F.      Varietas Kacang Hijau
      Sampai saat ini perhatian masyarakat terhadap kacang hijau masih kurang, Hal ini terlihat dengan rendahnya hasil per hektarnya. Di samping itu juga karena masih banyaknya digunakan varietas lokal uang rata-rata produksinya masih rendah. Untuk mengatasi hal ini telah dianjurkan untuk memakai benih dari varietas unggul.
      Yang dimaksud dengan varietas unggul adalah varietas yang memiliki sifat-sifat agronomi yang unggul dibandingkan varietas lain, walaupun ada salah satu sifat yang mungkin kalah (misal: rasa atau ketahanan terhadap salah satu penyakit) sehingga pada keadaan umum produksinya tinggi.Beberapa varietas yang telah diintroduksi dari luar negeri maupun dari persilangan antara varietas lokal dengan varietas introduksi telah dilaksanakan dan diuji oleh balai penelitian tanaman pangan di Indonesia. Sampai saat ini telah dikenal bermacam-macam varietas kacang hijau, antara lain varietas bhakti, No. 129 Merak, Betet, Walet Galatik, Parkit.
Fungsi Kacang Hijau Untuk Kesuburan Tanah
                  -   kacang hijau  berfungsi sebagai pupuk hijau
           Fungsi Kacang Hijau Untuk NonKesuburan Tanah
                  -  kacang hijau  berfungsi sebagai pakan ternak
                  -  kacang hijau dapat memperkuat tulang. Kacang hijau mengandung                         fosfor dan kalsium yang sangat bermanfaat dalam pertumbuhan dan                 memperkuat tulang.
                  -   Kacang hijau sangat baik bagi kesehatan Jantung. Kandungan lemak tak                 jenuh dalam kacang hijau aman untuk dikonsumsi dan bermanfaat bagi                    kesehatan jantung. Karena lemaknya merupakan lemak tak jenuh, bagi                Anda yang memiliki masalah dengan berat badan tidak perlu khawatir                    untuk mengonsumsi kacang hijau.
                  -   Manfaat kacang hijau adalah dapat membantu penyerapan protein,                          mencegah kanker, beri-beri, hingga meningkatkan kinerja syaraf. Hal                           ini karena dalam kacang hijau memiliki kandungan vitamin B1 dan                          vitamin B2 yang cukup.
     
























BAB III
METODELOGI

A.    Tempat dan Waktu Praktikum
      Praktikum Dasar Agroteknologi dilaksanakan di UPT Gunung Bulu, Argomulyo, Sedayu, Bantul. Praktikum dilaksanakan mulai bulan Oktober – Desember 2015.

B.     Bahan dan Alat
ü  Bahan :
a.       3 batang tumbuhan/tanaman berdaun tunggal (misalnya :tembakau, Lombok, terong)
b.      3 batang tumbuhan/tanaman berdaun majemuk (misalnya : ketela pohon, kedelai, kacang hijau)
c.       10-20 daun tumbuhan/tanaman berdauan menyirip (misalnya: lamtoro , turi, Glyricidea)
d.      Lahan 1,5m×3,0m dengan jarak tanam 25cm×25cm
e.       Benih tanaman kacang hijau
f.       5 tanaman sampel kacang hijau
g.      5 tanaman korban kacang hijau

ü   Alat :
a.       Kertas millimeter
b.      Gunting kertas
c.       Pensil dan penggaris
d.      Kertas gambar yang homogen
e.       Timbangan dengan kepekaan 0,1 miligram
f.       Pacul
g.      Meteran
h.      Alat pengukur cahaya atau “ light meter “
i.        Timbangan Baksil (dengan kepekaan 0,1 gram)
j.        Oven

C.     Cara Kerja
·         Menghitung Luas Daun dan Menentukan Rumus Regresi:
1.      Melepaskan daun tanaman sampel dari tiap macam tanaman dan dipisahkan atas dasar bentuknya.
2.      Mengambil 3 helai daun sampel dari tiap bentuk
3.      Menggambar proyeksi tiap daun sampel pada kertas millimeter, kemudian menggunting gambaran tersebut
4.      Menimbang tiap gambar daun pada a, missal = k gram
5.      Menggunting kertas millimeter yang sama dengan ukuran 10cm×10cm=100cm2
6.      Menimbang kertas millimeter 100cm2 tersebut, missal = 1 gram
7.      Menghitung/mengukur luas tiap daun sampel (missal = y), dan mencatat secara berpasangan dengan hasil panjang dan lebarnya/ panjang dan lebar anak dunnya(missal = x1-y1, x2-y2, x3-y3,…………,x10-y10)
8.      Menghitung rumus regresi y = a + bx berdasarkan data nomor 4
·         Perkembangan penerusan cahaya matahari, indeks luas daun, dan laju pertumbuhan tanaman :
1.      Menyiapkan lahan dan menggemburkan dengan pacul sambil menyiram lahan
2.      Mengukur lahan 1,5m×3,0m dan membuat lubang dengan jarak antar tanaman 25cm
3.      Menanam benih kacang hijau ditiap lubang dan tiap lubang ditumbuhi satu tanaman, dan seluruh tanaman pada tiap petak tumbuhnya homogeny
4.      Menutup tiap lubang dan menaburkan pupuk
5.      Mengamati pertumbuhan tanaman seminggu sekali
6.      Bila tanaman sudah mulai tumbuh dan terlihat daun sejatinya, segera memberi tanda untuk lima tanaman yang dijadikan sampel
7.      Tiap minggunya mengukur tinggi, lebar, panjang dan jumlah daun pada tanaman sampel
8.      Pada tanaman sampel menginjak usia minggu ke empat, menentukan tiga tanaman korban untuk minggu pertama. Tanaman korban yang dipilih harus berukuran rendah, sedang, dan tinggi.
9.      Pada tanaman korban minggu pertama, menghitung terlebih dahulu cahaya atas, cahaya bawah dengan menggunakan alat pengukur cahaya(Light meter) serta mengukur tinggi tanaman korban. Setelah itu, mencabut ketiga tanaman korban tersebut dan membersihkannya lalu membawanya ke Lab Agronomi
10.  Menimbang  berat basah, berat daun, berat Koran, dan berat kering.
11.  Setelah mengukur berat basah , berat daun, dan berat Koran, memasukkan tiga tanaman korban ke dalam oven selama 24 jam
12.  Setelah mengoven 24 jam, mengukur berat kering. Mengukur berat kering dilakukan sampai ketiga tanaman korban mencapai berat konstan















BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A.    HASIL PENGAMATAN
A.    Acara 1: menghitung luas daun dan menentukan rumus regresi hubungan luas daun dengan parameter  tertentu

BENTUK DAUN
NO. SAMPEL
LUAS DAUN/RUMUS REGRESI
Pita
Jagung 1
Y= 22,23 + 0,785x
Jagung 2
Jagung 3
Bulat
Resede 1
Y= 22,23 + 0,785x
Resede 2
Resede 3
Tri Folliat
Kacang tanah 1
Y= 22,23 + 0,785x
Kacang tanah 2
Kacang tanah 3

B.     Acara 2: Perkembangan penerusan cahaya matahari melalui kanopi mengikuti bertambahnya umur tanaman
a.       Table jarak tanam 20cm x 20cm
Umurtanaman
(minggu)
Intensitaschy di atas
Kanopi (lux)
Intensitaschy  di bawahkanopi (lux)
Penerusancahaya
V
319,6
O,78
318,82
VI
75,63
0,076
75,554
VII
61,52
0,04
61,48

b.      Table  jarak tanam 25cm x 25cm
Umur tanaman
(minggu)
Intensitas chy di atas
Kanopi (lux)
Intensitas chy  di bawah kanopi (lux)
Penerusan cahaya
5
73.3
19,66
53,63
6
123
13,3
109,7
7
57,67
3,3
54,37

c.       tabel jarak tanam 30cm x 30cm


C.     Acara 3 : Perkembangan Indeks Luas Daun Mengikuti Bertambahnya Umur Tanaman

a.       Table jarak tanam 20cm x 20cm
Umurtanaman
(minggu)
LuasDaun
IndekxLuasDaun
Lajupertambahan
Indeksluasdaun
III
183,5
9,175
9,175
IV
487
24,35
15,175
V
938,98
46,949
22,599
VI
2159,5
107,975
61,026
VII
2926,75
146,3375
38,3625
VIII
3111
15,55
130,7875

b.      Table jarak tanam 25cm x 25cm
Umur tanaman (minggu)
Luas Daun
Indekx Luas Daun*
Laju pertambahan Indeks luas daun
3
65,9
2,636
2,636
4
81,896
3,276
0,64
5
88,38
3,535
0,259
6
89,622
3,585
0,050
7
97,164
3,887
0,302
Ket :
* indekx Luas daun = Luas daun : Jarak tanam

c.       Tabel jarak tanam 30cm x 30cm









D.    Acara  4 : Laju pertumbuhan  tanaman

a.       Table jarak tanam 20cm x 20cm

Umurtanaman
(minggu)
Beratkering (mg)
Lajupertumbuhan
V
7,13
7,13
VI
9,073
1,943
VII
20,6
11,527







b.      Tabel jarak tanam 25cm x 25cm

Umur tanaman
(minggu)
Berat  kering (mg)
Laju pertumbuhan
5
9.52
9,52
6
15,38
5,86
7
18,7
3,32

B.     PEMBAHASAN
Dalam praktikum agroteknologi ini kita mempelajari proses budidaya tanaman kacang hijau dan mengamati pertumbuhannya sejak dari penanaman, pemeliharaan, sampai pengukuran luas daun. Adapun substansi dari pengamatan pertumbuhan kacang hijau yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot basah dan bobot kering, pengukuran cahaya datang dan cahaya diteruskan. Pada pembahasan ini akan dibahas tentang pengaruh jarak tanam utamanya dalam substansi pengamatan pertumbuhan tanaman kacang hijau.
Jarak tanam suatu tanam, sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut. Jarak tanam yang baik adalah jarak tanam yang tidak terlalu sempit, tetapi juga tidak terlalu lebar. Yang perlu diperhatikan adalah intensitas cahaya yang terserap oleh tanaman tersebut. Jarak tanam yang terlalu sempit, mengakibatkan suatu tanaman tidak dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik karena cahaya yang diserap oleh tanaman tersebut tidak dapat sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan oleh tanaman tersebut. Hal ini terjadi karena cahaya yang seharusnya masuk dan diserap oleh tanaman, terhalang oleh naungan-naungan disekitarnya dan oleh lebatnya daun pada tanaman disekitarnya. Selain itu, jarak tanam yang terlalu sempit menyebabkan tanaman-tanaman tersebut saling berebut makanan (unsure hara) yang terkandung di dalam tanah, sehingga menyebabkan tanaman tidak dapat tumbuh dengan optimal. Sedangkan jika jarak tanam suatu tanaman terlalu lebar, intensitas cahaya yang diserap oleh suatu tanaman akan melebihi kebutuhan tanaman tersebut, hal ini dapat menyebabkan tanaman menjadi mati, hangus, maupun layu.  Dari segi ekonomis, penanaman dengan jarak tanam yang terlalu lebar, sangat merugikan. Karena, pupuk dan unsure hara dalam tanah menjadi percuma, hal ini disebabkan karena pupuk dan unsure hara tersebut telah melebihi kebutuhan tanaman.
Hasil pengukuran luas daun menunjukkan bahwa luas helai daun tanaman kedelai bervariasi. Ukuran daun saat fase bibit berbeda dengan daun saat tanaman telah dewasa, yaitu ukuran daun pada saat fase bibit relatif lebih kecil dibandingkan dengan daun pada saat tanaman dewasa. Helaian daun saat fase bibit nampak lebih tipis dibandingkan daun pada tanaman dewasa.Ukuran helaian daun saat fase bibit lebih seragam dibandingkan ukuran helaian daun dari tanaman dewasa. Pada tanaman dewasa ukuran helaian daun bervariasi dari yang berukuran kecil, berukuran sedang hingga berukuran besar. Ukuran daun yang lebih kecil biasanya diperoleh pada percabangan yang terletak di bawah. Daun-daun yang berada ditengah biasanya lebih besar, dan kemudian berukuran kecil lagi pada bagian ujung percabangan (Finkedey, 2005)
Pengukuran intensitas cahaya dilakukan pada dua tempat yang berbeda, yaitu di atas kanopi dan di bawah kanopi. Hal ini dilakukan agar dapat digunakan sebagai perbandingan. Pada pengukuran diatas kanopi, intensitas cahaya yang muncul akan lebih besar daripada di bawah kanopi, karena terkena sinar matahari langsung. Sedangkan pengukuran di bawah kanopi, hasil intensitas cahaya yang didapat akan lebih sedikit, karena ternaungi oleh tanaman diatasnya. Hasil dari pengukuran intensitas cahaya di atas kanopi dan di bawah kanopi tersebut, kemudian dihitung agar mendapatkan persentase naungan pada tiap petak lahan. Umumnya besar cahaya datang lebih tinggi dari cahaya diteruskan karena cahaya datang diukur dari atas tanaman/ kanopi dimana lightmeter akan mendapatkan cahaya lebih banyak sedangkan cahaya diteruskan diukur dari bawah kanopi sehingga prosentasenya lebih kecil disebabkan intensitas cahaya dibawah kanopi lebih sedikit karena terhalang tanaman-tanaman atau dedaunan disekitarnya.
Pengamatan terhadap cahaya diteruskan ternyata semakin lama semakin sedikit. Hal ini dikarenakan tanaman semakin lama semakin tumbuh dan berkembang menjadi besar. Daun-daun juga melebar sehingga kapasitas cahaya diteruskan dari suatu tanaman semakin sedikit.
Jarak tanam suatu tanaman sangat berpengaruh terhadap Indeks Luas Daun(ILD)  tanaman tersebut. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, diperoleh hasil perhitungan ILD dari masing-masing jarak tanam tersebut. Dimana pada jarak tanam yang sempit maka ILD akan kecil karena unsur hara yang diserap hanya sedikit sehingga daun kecil tidak bisa tumbuh. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, dapat dinyatakan, bahwa dari ketiga jarak tanam tersebut (20cm x 20 cm, 25cm x 25cm, 30cm x 30 cm), yang paling baik adalah pada jarak tanam 30cm x 30cm. Hal ini dapat terjadi karena jarak tanam tersebut merupakan jarak tanam yang proposional dalam penanaman tanaman kacang hijau ini, sehingga kebutuhan pupuk pada tanaman kacang hijau yang ditanamnya dapat terpenuhi.













BAB V
KESIMPULAN

            Dari praktikum yang telah dilaksanakan, kita dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai hasil akhir dari tujuan kegiatan Praktikum Dasar Agroteknologi ini, yaitu :
1.      Jarak tanam sangat berpengaruh pada tumbuh kembang tanaman kacang hijau.
2.      Semakin tinggu tanaman semakin sedikit intensitas cahaya yang di teruskan.
























DAFTAR PUSTAKA

https://imaairana.wordpress.com/pengaruh-intensitas-cahaya-terhadap-pertumbuhan-kacang-hijau/



























Lampiran

           
Faktor lain yang mempengaruhi sebaran cahaya dalam kanopi adalah struktur
kanopi. Sebaran cahaya pada kanopi berdaun tegak (erectophil) lebih baik
dibandingkan dengan kanopi yang berdaun horizontal. Sebaran cahaya pada tanaman berdaun tegak dapat tersebar ke sebagian besar permukaan daun sehingga efisiensi
penggunaan cahaya lebih tinggi




Tidak ada komentar:

Posting Komentar